Setiap hari ada begitu banyak pasangan yang belum
halal melintas dihadapanku, mereka berpegangan tangan, saling merangkul,
berpelukan, bahkan hal yang biasa bagi mereka berciuman ditempat umum.
Ya Allah, tak dapat dipungkiri, kesalahan yang sama
seperti yang mereka lakukan banyak mengalami. Betapa berdosanya menyentuh
seseorang yang tak halal. Bahkan 1 ciuman yang mungkin nikmatnya hanya beberapa
detik ternyata hukuman diakhirat 500 tahun. Apakah pengorbanan 1 detik itu
mampu kau tanggu dengan siksa 500 tahun? Tidak! Dan tak ada yang mau seperti
itu.
Allah begitu menyayangi umatnya hingga Dia tak
ada satupun yang disiksa, hingga Allah mengeluarkan surahNya dalam Al-Quran ”Dan janganlah kamu mendekati
zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan
yang buruk. (Q.S. Al-Isra:32)”
Allah melarang kita untuk mendekati zina,
bahkan jangankan untuk melakukan, mendekatinya pun kita dilarang oleh Allah.
Begitu besar cinta Allah kepada umatnya.
Apakah Allah melarang kita mendekati zina
untuk kepentinganNya? Tidak. Sedikitpun tidak ada keuntungan bagi Allah jika
menjauhinya. Justru keuntungan itu untuk kita sendiri. Bagi seorang perempuan
yang menjauhi zina, alangkah banyak yang ia dapatkan, yaitukehormatan,
kemuliaan disisi Allah, nama baik keluarga yang terjaga. Dan bagi laki-laki, ia
mampu menjadi seseorang yang bertanggung jawab, menjaga nama baik keluarga dan
mampu menjaga perasaan orang tua yang telah membesarkannya.
Seringnya zina dilakukan karena alasan
cinta. Apakah cinta yang salah? Tidak. Cinta tak pernah salah hinggap dihati
seseorang. Yang salah adalah bagaimana manusia itu menangani rasa cinta itu.
Romantisme cinta yang digambarkan oleh Romeo dan Juliet tak dapat dijadikan
contoh sama sekali. Bunuh diri karena cinta itu adalah hal bodoh, betapa tidak,
apa keuntungan yang Romeo dapat ketika dia bunuh diri? Apakah Romeo bisa
menikahi Juliet? Tidak. Juliet pun mati dan tak bisa bersama dengan Romeo.
Cinta itu ada dihati, kalau dilihat dari
tubuh manusia letaknya berada ditangah-tengah. Itu menandakan bahwa cinta
bukanlah yang utama, karena dia tak berada dipaling atas tubuh manusia. Cinta
berada dihati menandakan bahwa cinta itu suci. Sesuatu yang sangat dilindungi.
Hati setiap manusia pada dasarnya suci, tapi bagaimana ia bertindak dan
kelakuan bodoh yang ia lakukan kebanyaka karena tak mendengarkan hati kecilnya.
Kebanyakan yang didengar hanyalah saran dari pikiran dan apa yang ia lihat dari
matanya.
Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik (surga). (Q.S. Al-Imran:14)
Sangatlah indah wanita dimata laki-laki saat
dia jatuh cinta, dan wanita yang merasa dicintai tak mampu menahan hatinya
hingga mereka berzina. Dan itulah kesenangan hidup didunia. Kesenangan sesaat
yang didewakan oleh manusia. Kesenangan semu yang pasti akan rusak dan hilang.
Allah menciptakan akal pikiranmu lebih
tinggi letaknya daripada hati, agar kamu mampu berpikir, memikirkan cinta yang
kau perjuangkan itu pantas dan halal untuk dirimu atau tidak. Bukankah puncak
cinta itu terjadi ketika menikah? Segeralah menikah jika kau memang
mencintainya. Namun jika tak mampu, berpuasalah, itu lebih baik bagimu agar
perlindungan Allah selalu bersamamu.
Saat kau mencintai seseorang kadang kau
berpikir bahwa dia adalah segalanya dalam hidupmu. Bahkan banyak yang bilang ‘aku
tak bisa hidup tanpamu’, ‘cinta ini membunuhku’, ‘aku tanpamu butiran debu’.
Betapa bohongnya kata-kata itu. Bukankah sebelum kita bertemu dan mencintai dia
kita bisa hidup, kau tidak mati, bahkan tetap menjadi manusia bukanlah sebuah
debu?
Tak dapat dipungkiri hati yang ditingglkan
cinta memang ‘galau’. Tapi kenapa tidak kau ubah rasa cintamu itu lebih
bermakna dan berguna. Seperti D’masiv yang tetap hidup bahkan fenomenal dengan
lagu ‘cinta ini membunuhku’ walau itu pengalaman pribadi personilnya.
Lin
Banjarmasin, 29 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar