Kamis, 13 Desember 2012

cinta atau zina?


Setiap hari ada begitu banyak pasangan yang belum halal melintas dihadapanku, mereka berpegangan tangan, saling merangkul, berpelukan, bahkan hal yang biasa bagi mereka berciuman ditempat umum.
Ya Allah, tak dapat dipungkiri, kesalahan yang sama seperti yang mereka lakukan banyak mengalami. Betapa berdosanya menyentuh seseorang yang tak halal. Bahkan 1 ciuman yang mungkin nikmatnya hanya beberapa detik ternyata hukuman diakhirat 500 tahun. Apakah pengorbanan 1 detik itu mampu kau tanggu dengan siksa 500 tahun? Tidak! Dan tak ada yang mau seperti itu.
Allah begitu menyayangi umatnya hingga Dia tak ada satupun yang disiksa, hingga Allah mengeluarkan surahNya dalam Al-Quran ”Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al-Isra:32)”
Allah melarang kita untuk mendekati zina, bahkan jangankan untuk melakukan, mendekatinya pun kita dilarang oleh Allah. Begitu besar cinta Allah kepada umatnya.
Apakah Allah melarang kita mendekati zina untuk kepentinganNya? Tidak. Sedikitpun tidak ada keuntungan bagi Allah jika menjauhinya. Justru keuntungan itu untuk kita sendiri. Bagi seorang perempuan yang menjauhi zina, alangkah banyak yang ia dapatkan, yaitukehormatan, kemuliaan disisi Allah, nama baik keluarga yang terjaga. Dan bagi laki-laki, ia mampu menjadi seseorang yang bertanggung jawab, menjaga nama baik keluarga dan mampu menjaga perasaan orang tua yang telah membesarkannya.
Seringnya zina dilakukan karena alasan cinta. Apakah cinta yang salah? Tidak. Cinta tak pernah salah hinggap dihati seseorang. Yang salah adalah bagaimana manusia itu menangani rasa cinta itu. Romantisme cinta yang digambarkan oleh Romeo dan Juliet tak dapat dijadikan contoh sama sekali. Bunuh diri karena cinta itu adalah hal bodoh, betapa tidak, apa keuntungan yang Romeo dapat ketika dia bunuh diri? Apakah Romeo bisa menikahi Juliet? Tidak. Juliet pun mati dan tak bisa bersama dengan Romeo.
Cinta itu ada dihati, kalau dilihat dari tubuh manusia letaknya berada ditangah-tengah. Itu menandakan bahwa cinta bukanlah yang utama, karena dia tak berada dipaling atas tubuh manusia. Cinta berada dihati menandakan bahwa cinta itu suci. Sesuatu yang sangat dilindungi. Hati setiap manusia pada dasarnya suci, tapi bagaimana ia bertindak dan kelakuan bodoh yang ia lakukan kebanyaka karena tak mendengarkan hati kecilnya. Kebanyakan yang didengar hanyalah saran dari pikiran dan apa yang ia lihat dari matanya.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S. Al-Imran:14)

Sangatlah indah wanita dimata laki-laki saat dia jatuh cinta, dan wanita yang merasa dicintai tak mampu menahan hatinya hingga mereka berzina. Dan itulah kesenangan hidup didunia. Kesenangan sesaat yang didewakan oleh manusia. Kesenangan semu yang pasti akan rusak dan hilang.
Allah menciptakan akal pikiranmu lebih tinggi letaknya daripada hati, agar kamu mampu berpikir, memikirkan cinta yang kau perjuangkan itu pantas dan halal untuk dirimu atau tidak. Bukankah puncak cinta itu terjadi ketika menikah? Segeralah menikah jika kau memang mencintainya. Namun jika tak mampu, berpuasalah, itu lebih baik bagimu agar perlindungan Allah selalu bersamamu.
Saat kau mencintai seseorang kadang kau berpikir bahwa dia adalah segalanya dalam hidupmu. Bahkan banyak yang bilang ‘aku tak bisa hidup tanpamu’, ‘cinta ini membunuhku’, ‘aku tanpamu butiran debu’. Betapa bohongnya kata-kata itu. Bukankah sebelum kita bertemu dan mencintai dia kita bisa hidup, kau tidak mati, bahkan tetap menjadi manusia bukanlah sebuah debu?
Tak dapat dipungkiri hati yang ditingglkan cinta memang ‘galau’. Tapi kenapa tidak kau ubah rasa cintamu itu lebih bermakna dan berguna. Seperti D’masiv yang tetap hidup bahkan fenomenal dengan lagu ‘cinta ini membunuhku’ walau itu pengalaman pribadi personilnya.


Lin
Banjarmasin, 29 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar