Jumat, 14 Desember 2012, pukul 13.27.
Hari itu Lia mengikuti pelatihan yang diadakan kampusnya, dan disaat sela-sela pelatihannya dia menghubungi Rio via skype. Ketika asik ngobrol dengan kekasihnya Rio, tiba-tiba terjadi kesalahpahaman.
“yang meremehkan itu gurunya, kamu baca baik-baik. blum tau maksudnya dah nyrocosssssssssssssssssssssssssssssssssssssss trus, orang salah paham tapi ngeyel ya km itu” kata Rio.
Hari itu Lia mengikuti pelatihan yang diadakan kampusnya, dan disaat sela-sela pelatihannya dia menghubungi Rio via skype. Ketika asik ngobrol dengan kekasihnya Rio, tiba-tiba terjadi kesalahpahaman.
“yang meremehkan itu gurunya, kamu baca baik-baik. blum tau maksudnya dah nyrocosssssssssssssssssssssssssssssssssssssss trus, orang salah paham tapi ngeyel ya km itu” kata Rio.
Deg.
Hati Lia langsung mau copot, rasanya sedih sekali ketika Rio berkata seperti
itu. Lia bukannya salah paham, hanya saja arah pembicaraan dia dan Rio
sepertinya dalam pandangan yang berbeda, sehingga Rio kesal dengan pertanyaan
Lia. Tapi dengan sabar dan penuh pengertian Lia menjelaskan pada Rio bahwa apa
yang ia tanyakan bukan kearah yang Rio pikirkan.
“syg,
aku ga bahas tentang guru bahasa inggrismu. yg aku tanya tentang pandangan
kebanyakn siswa yg tidak bisa menghargai muridnya.” kata Lia.
“knp
km g jelasin ?” balas Rio.
“hehe,
aku udah tanya secara umum, tapi kamu bahas tentang gurumu. aku tanya qm kesel
ma aq. yaudah dibiarin dulu, tp skrg dah paham kan daritadi aku tanya tentang
apa bukan tentang gurumu?” jelas Lia.
“kan
aq bhas guruq.” Jawab Rio
“iy.
gpp gausah dibahas, ga penting. Lagi apa?” Lia melemah.
“tiduran”,
balas Rio.
“kesel
ya ngomong ma aq gara-gara ga nyambung n salah paham truz? maaf ya” jawab Lia
sambil menekan perasaannya agar tidak menangis karena kali ini dia membuat Rio,
orang paling dia cinta marah lagi hanya karena masalah kecil dan sepele.
Sampai
sore Lia menunggu balasan Rio, tapi Rio tetap tidak menjawab atau
menghiraukannya. Memang setiap pertengkaran sekecil apapun Lia selalu mengalah
dan selalu meminta maaf, itu karena Lia tidak ingin kehilangan orang yang
dicintainya. Tapi seperti biasanya, Rio memang orang yang cuek banget, entah
seperti apa perasaan Rio pada Lia ketika Rio membentak Lia.
Rio
dan Lia memang berasal dari budaya yang berbeda, Lia dibesarkan dibudaya dan keluarga
yang kasar dalam pembicaraan tapi seperti halnya wanita lainnya, dia sangat
sensitive apalagi terhadap orang yang dicintainya, sebisa mungkin dia tak
inigin menyakiti atau membuat orang yang dicintainya marah atau kesal, tapi Lia
tetaplah manusia yang pasti melakukan kesalahan bahkan tanpa disadarinya.
Sedangkan
Rio berasal dari budaya yang menjunjung kelembutan karena dia tinggal didaerah
keraton yang terkenal dengan tutur yang lembut, walau ketika berbicara dan dari
apa yang Lia pahami Rio selalu berbicara kasar dan dan berwatak keras. Tapi
itulah cinta, kita tak bisa merencanakan akan jatuh cinta kepada siapa dan
dalam kondisi bagaimana. Yang kita tau, ketika cinta itu ada semuanya terasa
lebih indah bahkan sesuatu sebenarnya hitam terlihat menjadi putih.
Rio dan Lia memang berbeda dan memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi semua hal, bahkan sikap kasar Rio tetap indah dimata Lia. "I Love You, Rio" itu yang selalu ingin ia ucapkan setiap dia merindukan Rio.
###
Hari Minggu, 16 Desember 2012 ketika jam menunjukkan pukul 17.40
"mana fotomu, koq ga ditampilin?" tanya Rio ketika dia sedang video call via skype dengan cewenya, Lia.
"ga mau ah, aku lagi berantakan banget, baru bangun tidur" jawab Lia.
"sayang...." rayu Rio.
"kenapa? kangen ya?hehe" goda Lia.
"iya, makanya ku telpon" jawab Rio dengan wajah tersenyum cerah semakin membuatnya terliihat tampan.
"hmmmmm jarang-jarang ngaku klo kangen. hehe" balas Lia.
"hehe...ayoooo sayang, mana wajahmu?" Rio memohon.
"ga bisa sayang, malu aku" tolak Lia.
"malu kenapa? kan dah biasa ma aku" jawab Rio.
"ga bisa, aku malu" jawab Lia kekeh.
"beneran ga mau ini?" jawab Rio dengan muka yang mulai masam dan wajahnya tak lagi menampakkan senyum indahnya.
"iya" jawab Lia.
Tek. Rio memutuskan video callnya.
sudah jadi kebiasaan, Rio sering sekali kesal dan marah dengan Lia karena hal kecil. Rio memang orang yang keras, dan karena dia laki-laki tentu saja dia sangat ingin semua keinginannya dipenuhi apalagi jika dia menginginkan sesuatu dari orang yang dia sayangi, yaitu Lia.
Lia sadar Rio selalu marah jika keinginannya tidak dipenuhi, Lia ingin sekali tak pernah membuat marah atau kesal laki-laki yang sangat dicintainya itu, tapi selalu saja ada yang membuat Rio marah dengan apapun yang dilakukan Lia. Disaat seperti itu, dia hanya bisa sabar dan menunggu sampai kemarahan Rio menghilang dan menghubunginya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar